Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, dr Hananto Andriantoro SpJP(K), setiap hari di RS Jantung Harapan Kita terdapat 800 pasien, dan 40 di antaranya dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD).
Sekitar 6-10 orang ke UGD karena serangan jantung. Penanganan pasien yang terkena serangan jantung, diakui dr Hananto bak berkejar-kejaran dengan malaikat pencabut nyawa. Rumah sakit pun menyediakan layanan yang cepat dan fasilitas lengkap di UGD.
“Kecepatan membuka pembuluh darah harus diukur dengan waktu. Sejak pasien masuk ke UGD sampai dilakukan pembukaan pembuluh darah tidak lebih dari 90 menit,” katanya.
Sementara itu, untuk melakukan pertolongan pertama, Dr Iwan Dakota SpJP, Direktur Umum dan SDM PJNHK, Staf Divisi Vascular Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI menambahkan bahwa pada menit-menit awal terjadi serangan jantung, biasanya akan terjadi irama jantung yang tidak stabil atau denyut jantung melemah.
Irama denyut jantung normal sekitar 60-100 per menit. Tapi ketika terjadi serangan jantung bisa melemah menjadi 20-30 per menit. Jika tidak diberi tindakan, denyut jantung itu bisa berhenti. Salah satu pertolongan sederhana dengan batuk.
“Batuk dapat meningkatkan denyut jantung yang melemah saat terjadi serangan jantung,” ujar Iwan. Selama dalam perjalanan ke rumah sakit, denyut jantung dapat ditingkatkan agar tidak semakin melemah dengan batuk. Pakaiannya juga harus dilonggarkan dan istirahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar